Aug 22, 2013

ASEAN in Your Hand: Komunitas ASEAN 2015, UKM, dan Peran Blogger



Sejak berdirinya di tahun 1967, ASEAN telah mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan cita-cita pendirinya yaitu untuk menjalin persahabatan dan kerja sama dalam menciptakan wilayah yang aman, damai dan makmur.

Diawali kesepakatan Bali Concord 1, yang kemudian dilanjutkan ke Bali Concord 2 tahun 2003 , disepakati bahwa ASEAN harus melangkah maju menuju komunitas ASEAN (ASEAN Community).
Semula Komunitas ASEAN dicanangkan akan dilakukan di 2020, namun menilik situasi internasional dan regional, serta optimisme dan antusiasme negara anggota ASEAN, maka pada KTT 12 ASEAN di Cebu, Filipina, Januari 2007, diputuskan bahwa pembentukan Komunitas ASEAN dipercepat menjadi 2015, melalui Cebu Declaration on the Acceleration of the Establishment of an ASEAN Community by 2015.

Komunitas ASEAN terdiri atas 3 pilar yaitu pilar Komunitas Politik Keamanan ASEAN,  Pilar Komunitas Ekonomi, dan Pilar Komunitas Sosial Budaya.

Ketiga pilar Komunitas ASEAN ini terikat secara erat dan saling memperkuat. Tujuan pembentukan Komunitas ASEAN adalah menciptakan masyarakat yang berpandangan maju,hidup dalam lingkungan yang damai, makmur , stabil, memiliki hubungan kemitraan yang dinamis dan kepedulian yang tinggi.  Komunitas ASEAN juga dibentuk untuk lebih mempererat integrasi ASEAN dalam menghadapi perkembangan peta politik internasional .


1. Pilar Komunitas Politik Keamanan
Tujuan pembentukan pilar ini adalah mempercepat kerjasama politik dan keamanan di ASEAN dalam mewujudkan perdamaian di kawasan dan tataran internasional. 
 beberapa instrumen dalam Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN di antaranya:
1. Zona bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara
2. Deklarasi Kawasan Damai, bebas dan Netral
3. Traktat Persahabatan dan Kerjasama Asia Tenggara
4. Komisi HAM Antar Pemerintah ASEAN
5. Deklarasi-deklarasi antara ASEAN dan RRT dalam hubungannya dengan Laut China Selatan yang merupakan wilayah strategis yang berbatasan dengan beberapa anggota ASEAN dan RRC dan berpotensi konflik.

2. Pilar Komunitas Ekonomi ASEAN
Komunitas Ekonomi ASEAN dibentuk untuk mewujudkan integrasi ekonomi ASEAN, yakni wilayah dengan tingkat pembangunan yang tinggi dan terintegrasi, pengentasan dari kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi menuju kemakmuran yang merata dan berkelanjutan.
Empat karakteristik yang dimiliki Komunitas Ekonomi ASEAN yaitu:
1. Sebagai Pasar Tunggal dan basis produksi regional
2. kawasan yang memiliki daya saing tinggi
3. kawasan dengan pembangunan ekonomi merata
4. kawasan yang berintegrasi dengan ekonomi global.

3. Pilar Komunitas Sosial Budaya ASEAN
Kerjasama di bidang sosial- budaya menjadi salah satu titik tolak utama untuk meningkatkan integrasi ASEAN melalui terciptanya “a caring and sharing community”, yaitu sebuah masyarakat ASEAN yang saling peduli dan berbagi. Kerjasama sosial-budaya mencakup kerjasama di bidang kepemudaan, wanita, kepegawaian, penerangan, kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, lingkungan hidup, penanggulangan bencana alam, kesehatan, pembangunan sosial, pengentasan kemiskinan, dan ketenagakerjaan serta Yayasan ASEAN.

Penguatan Usaha Kecil dan Menengah (UKM-Small Medium Enterprises) dalam menuju Komunitas Asean yang berbasis kerakyatan.
Saat ini produk UKM masih banyak menghadapi masalah klasik sebelum bisa bersaing dengan negara-negara ASEAN, seperti rendahnya daya saing produk, mutu produk yang belum merata dari batch ke batch, belum meratanya standarisasi produk, aspek jaminan keamanan dan kehalalan produk, merek, kemasan yang menarik, dan lain-lain.  Belum lagi pungutan yang memberatkan, kapasitas produksi masih terbatas serta belum kontinu. Sebab, menurut Kadin, indeks daya saing Indonesia masih rendah di banding Singapura, Malaysia dan Filipina
"Towards a People-Centered ASEAN Community: Strengthening SMEs in ASEAN."

Sebenarnya dalam suatu simposium

Untuk menuntaskan misi membentuk komunitas ASEAN yang berbasis kerakyatan dan berintegrasi, dukungan kuat telah diberikan terhadap inti ekonomi kerakyatan yaitu UKM (small-medium enterprises-SME's)Bahkan dalam masa keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2011, penguatan sektor UKM yang merupakan fundamental karakter /pilar ke 3 Komunitas Ekonomi ASEAN menjadi prioritas.
Untuk meningkatkan akses dan promosi UKM,pada tahun 2011 telah diresmikan Directory of Outstanding ASEAN SME's yang mencakup lebih dari 800 UKM di ASEAN dan dapat diakses di website ASEAN.

Salah satu misi kementrian luar negeri pada 2009-2014 adalah Memperkuat peran dan kepemimpinan Indonesia dalam kerja sama ASEAN, ikut mendorong proses integrasi Komunitas ASEAN 2015 yang memberikan manfaat bagi Indonesia yang mandiri, maju, bersatu, demokratis, aman, adil, makmur dan sejahtera.

ASEAN adalah Market.
dengan penduduk sejumlah Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar di ASEAN tentunya adalah pasar yang sangat menarik untuk negara lain.  Namun masayarakat Indonesia pun bisa dengan jeli melihat sebaliknya, didukung dengan sumber daya alam dan kreativitas yang seakan tiada habis.  peluang memasarkan produk Indonesia kepada 600 juta penduduk ASEAN terbuka seluas-luasnya.
asar ASEAN sangat menjanjikan. Dengan jumlah penduduk total sekitar 600 juta jiwa, pasar ASEAN tentu sangat menjanjikan untuk mengenalkan lebih banyak produkproduk negara kita. Apalagi, menurut data Perdagangan intra-ASEAN baru sekitar 25 persen.  Menjelang pembentukan Komunitas ASEAN, perdagangan ini harus digenjot.

Peran Blogger dalan Sosialisasi serta Penyiapan Masyarakat menuju Komunitas ASEAN 2015
Berbahagialah jika anda adalah seorang blogger.  Blogger saat ini menjadi unsur masyarakat yang memiliki keunggulan dari sisi penguasaan teknologi informasi, memiliki akses ke media dan dapat menjadi corong masyarakat .  Beruntungnya di Indonesia ini, kebebasan berekpresi oleh blogger tidak diikat bahkan dilindungi oleh Undang-Undang.   Namun tentu saja dalam penyampaian informasi,blogger dituntut untuk bertanggung jawab secara moral, etika dan hukum terhadap masyarakat.  Blogger bisa menjadi agen perubahan serta agen pencerahan untuk membawa masyarakat ke arah lebih baik.
Pembentukan Komunitas ASEAN Blogger adalah langkah strategis dan jitu dalam sosialisasi Komunitas Asean 2015 terhadap masyarakat. Meskipun demikian, saya percaya bahwa blogger bisa berperan lebih dari sekedar sosialisasi. 

Terbiasa mencari, menyaring serta menyampaikan kembali informasi dengan gaya yang khas tanpa tekanan dari siapapun, blogger memiliki kemampuan untuk bisa menterjemahkan bahasa pemerintah dalam hal sosialisasi ini  ke dalam action nyata maupun bahasa yang mudah dipahami masyarakat.  Intelektualitas seorang blogger yang bertanggung jawab terasah secara alami karena jika ia ingin tulisannya dibaca serta jadi rujukan banyak orang, maka dari waktu ke waktu blogger akan terus meningkatkan kemampuannya dalam menulis.

Potensi blogger sungguh luar biasa bila kita melihat geografi Indonesia yang sedemikian luas. Meskipun akses internet terbatas, saya mengenal blogger-blogger dari pelosok daerah yang tak patah arang dalam membantu masyarakat melalui tulisan maupun aksi nyata, biasanya berupa aksi sosial.  Blogger sebagai aset SDM memiliki keunggulan, mampu menjangkau seluruh nusantara.    Blogger bisa muncul di mana saja di ujung Indonesia tanpa harus menunggu penempatan seperti layaknya PNS. 

Sentuhan pribadi dalam tata bahasa tulisan seorang blogger tentu memberikan aura yang berbeda dibandingkan yang tersaji di media mainstream.  Acapkali blogger memberikan opini terhadap suatu kebijakan pemerintah.  Opini blogger boleh jadi merupakan cerminan buah pikiran yang dipengaruhi kondisi di mana ia berada. Opini ini dapat dianggap sebagai (yang mewakili) suara masyarakat itu sendiri, manakala ada kegelisahan masyarakat yang tak tertangkap oleh media. Inilah alasan kenapa ada kalangan yang lebih senang memperoleh dan menyerap informasi yang disajikan oleh blogger, tentu salah satunya adalah mengimbangi arus informasi dari media mainstream.  Informasi yang disampaikan oleh blogger tentang kondisi masyarakat di daerah perbatasan misalnya, dapat menjadi masukan serta kajian agar Pemerintah bisa mengambil kebijakan untuk mengatasi masalah yang terkait.

Komunitas ASEAN 2015 adalah hal yang tak terelakkan.  Siap tak siap, masyarakat akan menghadapinya.  Sejauh mana sosialisasi pemerintah telah berhasil dipahami masyarakat?
Hasil survei Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia yang dirilis di sebuah media pada Juni 2013  tentang pemahaman masyarakat Indonesia tentang konsep komunitas ASEAN menunjukan bahwa tingkat  pemahaman masih rendah. Sebanyak 80 persen orang Indonesia hanya sekedar tahu ASEAN lewat nama. Sementara 19 persen lainnya, bahkan belum pernah mendengar tentang ASEAN.  Dengan sisa 2 tahun, PR membumikan Komunitas ASEAN 2015 adalah milik bersama, baik Pemerintah, pelaku usaha, dan seluruh unsur masyarakat yang lebih dahulu aware terhadap hal ini.

Kita tak ingin masyarakat kaget dan tergagap begitu keran Komunitas ASEAN dibuka.  Kita semua ingin siap dan mengambil peluang yang ada.  kekayaan alam Indonesia yang bisa diolah dengan kreativitas tinggi adalah modal untuk mengantisipasi persaingan di pasar ASEAN.  Maka menggandeng blogger sebagai mitra dalam membumikan ide maupun menuntun masyarakat agar melek dan tidak panik menghadapi 2015 adalah langkah yang harus diambil Pemerintah.  pembentukan Komunitas ASEAN Blogger beserta program-programnya  adalah salah satu langkah awal yang luar biasa.  Namun lebih membumikan komunitas ini serta memperluas jangkauannya agar kiprahnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat adalah tantangan tersendiri.  Akan lebih bagus bila di tiap-tiap daerah, blogger bisa membentuk sendiri komunitas sejenis.

Bagaimana Caranya
ASEAN menyadari pentingnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), dengan disahkannya ASEAN ICT Masterplan 2015 (AIM 2015).  Salah satu sasaran AIM adalah menggunakan TIK sebagai mesin pertumbuhan untuk negara anggota ASEAN.  Blogger adalah kalangan yang dekat dengan TIK.  Pemerintah dapat membimbing blogger dapat menjadi agen dalam membantu membentuk masyarakat agar melek teknologi informasi yang baik.
Mungkin saja blogger-blogger ASEAN bisa berkembang dengan binaan Pemerintah Daerah masing-masing. 
Bicara tentang komunitas yang berbasis kerakyatan , blogger dapat membantu UKM  unruk .  Kelompok usaha kecil menengah (UKM) mesti mampu berdaya saing di Komunitas Ekonomi ASEAN (AEC).

Saat ini terdapat 55,2 juta pelaku UMKM, 95 persen di antaranya usaha mikro. namun, baru sedikit yang sudah memanfaatkan teknologi informasi. sudah saatnya koperasi serta UKM memanfaatkan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang bisa mendongkrak produktivitas dan kinerja.

Dalam salah satu kunjungan kerjanya, Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan menyatakan bahwa teknologi informasi bisa meningkatkan daya saing produk, jasa dan meningkatkan kinerja UKM.  Teknologi informasi juga bisa serta menekan biaya operasional, misalnya saja biaya iklan, karena iklan di media online relatif bisa lebih rendah dengan jangkauan lebih besar



Berikut ini
Bekerja sama dengan pemerintah daerah maupun kementrian terkait untuk memetakan UKM mana di daerah para blogger yang perlu dibantu dari sisi TIK, misalnya dalam hal ini promosinya.

Membuatkan website untuk UKM yang memiliki produk unik.  Akan lebih baik jika website tersebut juga dibuat dalam  Bahasa Inggris.
Melatih pelaku UKM untuk membuat blog, memanfaatkan teknologi e-commerce, memberikan wawasan tentang beriklan di sosial media maupun online.
membuat review/ulasan produk-produk UKM dengan menonjolkan keunikan, kualitas, serta aspek positif lainnya.  Ulasan dibuat menarik namun tetap ada sentuhan personal, karena soft selling lebih mengena untuk menciptakan keinginan membeli (intention to buy)
http://www.kemlu.go.id/Pages/Polugri.aspx?IDP=18&l=id

http://www.antaranews.com/berita/370937/552-juta-ukm-butuh-dukungan-it
http://www.asean.org/news/asean-secretariat-news/item/towards-a-people-centered-asean-community-strengthening-smes-in-asean
http://www.asean.org/images/2012/publications/Directory%20of%20Outstanding%20ASEAN%20SMEs%202011.pdf
http://www.asean.org/resources/item/directory-of-outstanding-asean-smes-2011-2

No comments:

Post a Comment