Sejak berdirinya di tahun 1967, ASEAN telah mengalami
perubahan dan perkembangan sesuai dengan cita-cita pendirinya yaitu untuk
menjalin persahabatan dan kerja sama dalam menciptakan wilayah yang aman, damai
dan makmur.
Diawali kesepakatan Bali Concord 1, yang kemudian
dilanjutkan ke Bali Concord 2 tahun 2003 , disepakati bahwa ASEAN harus
melangkah maju menuju komunitas ASEAN (ASEAN Community).
Semula Komunitas ASEAN dicanangkan akan dilakukan di 2020,
namun menilik situasi internasional dan regional, serta optimisme dan
antusiasme negara anggota ASEAN, maka pada KTT 12 ASEAN di Cebu, Filipina,
Januari 2007, diputuskan bahwa pembentukan Komunitas ASEAN dipercepat menjadi
2015, melalui Cebu Declaration on the Acceleration of the Establishment of an
ASEAN Community by 2015.
Komunitas ASEAN terdiri atas 3 pilar yaitu pilar Komunitas
Politik Keamanan ASEAN, Pilar Komunitas
Ekonomi, dan Pilar Komunitas Sosial Budaya.
Ketiga pilar Komunitas ASEAN ini terikat secara erat dan saling
memperkuat. Tujuan pembentukan Komunitas ASEAN adalah menciptakan masyarakat
yang berpandangan maju,hidup dalam lingkungan yang damai, makmur , stabil,
memiliki hubungan kemitraan yang dinamis dan kepedulian yang tinggi. Komunitas ASEAN juga dibentuk untuk lebih
mempererat integrasi ASEAN dalam menghadapi perkembangan peta politik
internasional .
1. Pilar Komunitas Politik Keamanan
Tujuan pembentukan pilar ini adalah mempercepat kerjasama
politik dan keamanan di ASEAN dalam mewujudkan perdamaian di kawasan dan
tataran internasional.
beberapa instrumen
dalam Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN di antaranya:
1. Zona bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara
2. Deklarasi Kawasan Damai, bebas dan Netral
3. Traktat Persahabatan dan Kerjasama Asia Tenggara
4. Komisi HAM Antar Pemerintah ASEAN
5. Deklarasi-deklarasi antara ASEAN dan RRT dalam
hubungannya dengan Laut China Selatan yang merupakan wilayah strategis yang
berbatasan dengan beberapa anggota ASEAN dan RRC dan berpotensi konflik.
2. Pilar Komunitas Ekonomi ASEAN
Komunitas Ekonomi ASEAN dibentuk untuk mewujudkan integrasi
ekonomi ASEAN, yakni wilayah dengan tingkat pembangunan yang tinggi dan
terintegrasi, pengentasan dari kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi menuju
kemakmuran yang merata dan berkelanjutan.
Empat karakteristik yang dimiliki Komunitas Ekonomi ASEAN
yaitu:
1. Sebagai Pasar Tunggal dan basis produksi regional
2. kawasan yang memiliki daya saing tinggi
3. kawasan dengan pembangunan ekonomi merata
4. kawasan yang berintegrasi dengan ekonomi global.
3. Pilar Komunitas Sosial Budaya ASEAN
Kerjasama di bidang sosial- budaya menjadi salah satu titik
tolak utama untuk meningkatkan integrasi ASEAN melalui terciptanya “a caring
and sharing community”, yaitu sebuah masyarakat ASEAN yang saling peduli dan
berbagi. Kerjasama sosial-budaya mencakup kerjasama di bidang kepemudaan,
wanita, kepegawaian, penerangan, kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan dan
teknologi, lingkungan hidup, penanggulangan bencana alam, kesehatan,
pembangunan sosial, pengentasan kemiskinan, dan ketenagakerjaan serta Yayasan
ASEAN.
Penguatan Usaha Kecil dan Menengah (UKM-Small Medium
Enterprises) dalam menuju Komunitas Asean yang berbasis kerakyatan.
Saat ini produk UKM masih banyak menghadapi masalah klasik
sebelum bisa bersaing dengan negara-negara ASEAN, seperti rendahnya daya saing
produk, mutu produk yang belum merata dari batch ke batch, belum meratanya
standarisasi produk, aspek jaminan keamanan dan kehalalan produk, merek,
kemasan yang menarik, dan lain-lain.
Belum lagi pungutan yang memberatkan, kapasitas produksi masih terbatas
serta belum kontinu. Sebab, menurut Kadin, indeks daya saing Indonesia masih
rendah di banding Singapura, Malaysia dan Filipina
"Towards a People-Centered ASEAN Community:
Strengthening SMEs in ASEAN."
Sebenarnya dalam suatu simposium
Untuk menuntaskan misi membentuk komunitas ASEAN yang
berbasis kerakyatan dan berintegrasi, dukungan kuat telah diberikan terhadap
inti ekonomi kerakyatan yaitu UKM (small-medium enterprises-SME's)Bahkan dalam
masa keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2011, penguatan sektor UKM yang
merupakan fundamental karakter /pilar ke 3 Komunitas Ekonomi ASEAN menjadi
prioritas.
Untuk meningkatkan akses dan promosi UKM,pada tahun 2011
telah diresmikan Directory of Outstanding ASEAN SME's yang mencakup lebih dari
800 UKM di ASEAN dan dapat diakses di website ASEAN.
Salah satu misi kementrian luar negeri pada 2009-2014 adalah
Memperkuat peran dan kepemimpinan Indonesia dalam kerja sama ASEAN, ikut
mendorong proses integrasi Komunitas ASEAN 2015 yang memberikan manfaat bagi
Indonesia yang mandiri, maju, bersatu, demokratis, aman, adil, makmur dan
sejahtera.
ASEAN adalah Market.
dengan penduduk sejumlah Indonesia dengan jumlah penduduk
terbesar di ASEAN tentunya adalah pasar yang sangat menarik untuk negara
lain. Namun masayarakat Indonesia pun
bisa dengan jeli melihat sebaliknya, didukung dengan sumber daya alam dan
kreativitas yang seakan tiada habis. peluang
memasarkan produk Indonesia kepada 600 juta penduduk ASEAN terbuka
seluas-luasnya.
asar ASEAN sangat menjanjikan. Dengan jumlah penduduk total
sekitar 600 juta jiwa, pasar ASEAN tentu sangat menjanjikan untuk mengenalkan
lebih banyak produkproduk negara kita. Apalagi, menurut data Perdagangan
intra-ASEAN baru sekitar 25 persen.
Menjelang pembentukan Komunitas ASEAN, perdagangan ini harus digenjot.
Peran Blogger dalan Sosialisasi serta Penyiapan Masyarakat
menuju Komunitas ASEAN 2015
Berbahagialah jika anda adalah seorang blogger. Blogger saat ini menjadi unsur masyarakat
yang memiliki keunggulan dari sisi penguasaan teknologi informasi, memiliki
akses ke media dan dapat menjadi corong masyarakat . Beruntungnya di Indonesia ini, kebebasan
berekpresi oleh blogger tidak diikat bahkan dilindungi oleh Undang-Undang. Namun tentu saja dalam penyampaian
informasi,blogger dituntut untuk bertanggung jawab secara moral, etika dan
hukum terhadap masyarakat. Blogger bisa
menjadi agen perubahan serta agen pencerahan untuk membawa masyarakat ke arah
lebih baik.
Pembentukan Komunitas ASEAN Blogger adalah langkah strategis
dan jitu dalam sosialisasi Komunitas Asean 2015 terhadap masyarakat. Meskipun
demikian, saya percaya bahwa blogger bisa berperan lebih dari sekedar
sosialisasi.
Terbiasa mencari, menyaring serta menyampaikan kembali
informasi dengan gaya yang khas tanpa tekanan dari siapapun, blogger memiliki
kemampuan untuk bisa menterjemahkan bahasa pemerintah dalam hal sosialisasi
ini ke dalam action nyata maupun bahasa
yang mudah dipahami masyarakat.
Intelektualitas seorang blogger yang bertanggung jawab terasah secara
alami karena jika ia ingin tulisannya dibaca serta jadi rujukan banyak orang,
maka dari waktu ke waktu blogger akan terus meningkatkan kemampuannya dalam
menulis.
Potensi blogger sungguh luar biasa bila kita melihat
geografi Indonesia yang sedemikian luas. Meskipun akses internet terbatas, saya
mengenal blogger-blogger dari pelosok daerah yang tak patah arang dalam
membantu masyarakat melalui tulisan maupun aksi nyata, biasanya berupa aksi
sosial. Blogger sebagai aset SDM
memiliki keunggulan, mampu menjangkau seluruh nusantara. Blogger bisa muncul di mana saja di ujung
Indonesia tanpa harus menunggu penempatan seperti layaknya PNS.
Sentuhan pribadi dalam tata bahasa tulisan seorang blogger
tentu memberikan aura yang berbeda dibandingkan yang tersaji di media
mainstream. Acapkali blogger memberikan
opini terhadap suatu kebijakan pemerintah.
Opini blogger boleh jadi merupakan cerminan buah pikiran yang
dipengaruhi kondisi di mana ia berada. Opini ini dapat dianggap sebagai (yang
mewakili) suara masyarakat itu sendiri, manakala ada kegelisahan masyarakat
yang tak tertangkap oleh media. Inilah alasan kenapa ada kalangan yang lebih senang
memperoleh dan menyerap informasi yang disajikan oleh blogger, tentu salah
satunya adalah mengimbangi arus informasi dari media mainstream. Informasi yang disampaikan oleh blogger
tentang kondisi masyarakat di daerah perbatasan misalnya, dapat menjadi masukan
serta kajian agar Pemerintah bisa mengambil kebijakan untuk mengatasi masalah
yang terkait.
Komunitas ASEAN 2015 adalah hal yang tak terelakkan. Siap tak siap, masyarakat akan
menghadapinya. Sejauh mana sosialisasi
pemerintah telah berhasil dipahami masyarakat?
Hasil survei Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia
yang dirilis di sebuah media pada Juni 2013
tentang pemahaman masyarakat Indonesia tentang konsep komunitas ASEAN
menunjukan bahwa tingkat pemahaman masih
rendah. Sebanyak 80 persen orang Indonesia hanya sekedar tahu ASEAN lewat nama.
Sementara 19 persen lainnya, bahkan belum pernah mendengar tentang ASEAN. Dengan sisa 2 tahun, PR membumikan Komunitas
ASEAN 2015 adalah milik bersama, baik Pemerintah, pelaku usaha, dan seluruh
unsur masyarakat yang lebih dahulu aware terhadap hal ini.
Kita tak ingin masyarakat kaget dan tergagap begitu keran
Komunitas ASEAN dibuka. Kita semua ingin
siap dan mengambil peluang yang ada.
kekayaan alam Indonesia yang bisa diolah dengan kreativitas tinggi
adalah modal untuk mengantisipasi persaingan di pasar ASEAN. Maka menggandeng blogger sebagai mitra dalam
membumikan ide maupun menuntun masyarakat agar melek dan tidak panik menghadapi
2015 adalah langkah yang harus diambil Pemerintah. pembentukan Komunitas ASEAN Blogger beserta
program-programnya adalah salah satu
langkah awal yang luar biasa. Namun
lebih membumikan komunitas ini serta memperluas jangkauannya agar kiprahnya
bisa dirasakan langsung oleh masyarakat adalah tantangan tersendiri. Akan lebih bagus bila di tiap-tiap daerah,
blogger bisa membentuk sendiri komunitas sejenis.
Bagaimana Caranya
ASEAN menyadari pentingnya Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK), dengan disahkannya ASEAN ICT Masterplan 2015 (AIM 2015). Salah satu sasaran AIM adalah menggunakan TIK
sebagai mesin pertumbuhan untuk negara anggota ASEAN. Blogger adalah kalangan yang dekat dengan
TIK. Pemerintah dapat membimbing blogger
dapat menjadi agen dalam membantu membentuk masyarakat agar melek teknologi
informasi yang baik.
Mungkin saja blogger-blogger ASEAN bisa berkembang dengan
binaan Pemerintah Daerah masing-masing.
Bicara tentang komunitas yang berbasis kerakyatan , blogger
dapat membantu UKM unruk . Kelompok usaha kecil menengah (UKM) mesti
mampu berdaya saing di Komunitas Ekonomi ASEAN (AEC).
Saat ini terdapat 55,2 juta pelaku UMKM, 95 persen di
antaranya usaha mikro. namun, baru sedikit yang sudah memanfaatkan teknologi
informasi. sudah saatnya koperasi serta UKM memanfaatkan teknologi, terutama
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang bisa mendongkrak produktivitas
dan kinerja.
Dalam salah satu kunjungan kerjanya, Menteri Koperasi dan
UKM Syarief Hasan menyatakan bahwa teknologi informasi bisa meningkatkan daya
saing produk, jasa dan meningkatkan kinerja UKM. Teknologi informasi juga bisa serta menekan
biaya operasional, misalnya saja biaya iklan, karena iklan di media online
relatif bisa lebih rendah dengan jangkauan lebih besar
Berikut ini
Bekerja sama dengan pemerintah daerah maupun kementrian
terkait untuk memetakan UKM mana di daerah para blogger yang perlu dibantu dari
sisi TIK, misalnya dalam hal ini promosinya.
Membuatkan website untuk UKM yang memiliki produk unik. Akan lebih baik jika website tersebut juga
dibuat dalam Bahasa Inggris.
Melatih pelaku UKM untuk membuat blog, memanfaatkan
teknologi e-commerce, memberikan wawasan tentang beriklan di sosial media
maupun online.
membuat review/ulasan produk-produk UKM dengan menonjolkan
keunikan, kualitas, serta aspek positif lainnya. Ulasan dibuat menarik namun tetap ada
sentuhan personal, karena soft selling lebih mengena untuk menciptakan keinginan
membeli (intention to buy)
http://www.kemlu.go.id/Pages/Polugri.aspx?IDP=18&l=id
http://www.antaranews.com/berita/370937/552-juta-ukm-butuh-dukungan-it
http://www.asean.org/news/asean-secretariat-news/item/towards-a-people-centered-asean-community-strengthening-smes-in-asean
http://www.asean.org/images/2012/publications/Directory%20of%20Outstanding%20ASEAN%20SMEs%202011.pdf
http://www.asean.org/resources/item/directory-of-outstanding-asean-smes-2011-2